“Hem...” gerutu seorang kakek kepada cucunya yang bernama
sarwo yang masih ingusan.
Kakek
sarwo dulunya adalah seorang pejuang kemerdekaan yang gagah berani mati demi
tanah air Indonesia ini, walaupun tugasnya hanya membawakan Karung Goni yang berisi persediaan minum
dan makanan (Bolet, Menyok, Uwi, dll)
para tentara waktu itu. Sudah 111 tahun umur kakek sarwo anak ingusan tersebut,
tubuh ringkih dan rambut putih kakek sarwo Cuma tahu bau apek kasur, bantal,
dan guling yang menyapanya setiap hari. namun hari ini nampak beda karena
cucunya yang bernama sarwo pagi-pagi sekali sudah menyapa kakek dan berteriak
SUMPAH PEMUDA, sehingga membangunkan sang kakek, itu sebabnya kakek tua ringkih
tersebut menggerutu pada sang cucu yang masih ingusan tersebut.
“Lapo le, kok tumben
le isuk-isuk wes meletup-letup kayak petasan” tanya sang kakek dengan raut
muka masam.
“wah, mbah iki wes
pikun ya, isone mok turu tok se, gg pernah masi tanggalan” saut sarwo
dengan lugu. “hahahah, gayamu le” timpal kakek.
“sekarang itu adalah hari sumpah pemuda kek, dimana pada tgl
28 Oktober 1928 para pemuda
Indonesia berikrar untuk berjuang bersama atas nama
Indonesia” sahut sarwo menerangkan pada kakek.
“wah pinter ya cucu kakek ini, Cuman sayang sepinter-pinternya
kamu wo, kamu masih ketipu, hahahahha” kata kakek dengan ekspresi meremehkan
cucunya
“ketipu gimana kek? ” tanya sarwo dengan wajah penuh
keheranan
“kamu itu hanya dapat informasi dari buku dan tv kalo dulu
itu sumpah pemuda tujuannya itu untuk berjuang, padahal kan siapa yang tahu
kalo itu cuma bohong besar” jawab kakek dengan santainya
“tu kan, kakek ngarang, la wong sudah jelas banyak sumber
sejarah berkata demikian bahwa pemuda bersatu untuk berjuang bersama-sama atas
nama Indonesia, emang kakekku ini nyeleneh bin sinting” gerutu sarwo kepada
kakeknya
“la kalo gg percaya ya sudah, la wong kakek ini pelaku
sejarah, pas waktu sumpah pemuda dilaksanakan itu usia kakek 25an, kakek hadir
waktu itu, ya walaupun tugasnya Cuma bagian goreng pohong dan buat minuman”
kata kakek dengan santainya
Sebenarnya
sarwo tidak percaya sama sekali atas ucapan kakek tersebut, namun beberapa saat
kemudian setelah isi kepala sarwo tidak tahan lagi menahan kepercayaan dan
ketidakpercayaan atas perkataan kakek nya itu, maka sarwo pun menanyakan lebih
lanjut peristiwa sumpah pemuda versi kakeknya.
“kek, saya tidak percaya sama sekali perkataan kakek, tetapi
biar saya tahu versi lainnya tentang sumpah pemuda tolong ceritakan lebih
lanjut kek versi kakekku yang nyeleneh bin sinting ” kata sarwo dengan manja
kepada kakek
“hahahhaha, kena juga kamu le, penasaran to akhirnya” saut
kakek, “gini le, waktu itu kakek masih
ikut berjuang bersama teman seumuran kakek, yaaa walaupun tugas kakek sebagai
PU (Pembantu Umum)” kata kakek dengan wajah guyon
“Lanjut kek”, saut sarwo dengan penasaran
“sebelum 28 oktober 1928 kita para muda mudi punya cita-cita
agar perjuangan itu dilaksanakan secara bersama-sama atas nama Indonesia, namun semua itu kandas
saat ada salah satu teman yang bernama Ilham Rohim bersikeras menentangnya”
kata kakek dengan raut muka seirus
“Ilham rohim adalah anak dari kiyai terkemuka di jawa, dia
adalah anak yang rajin dan agamis, dia selalu ikut berjuang membela kemerdekaan
tanah air, namun tak seperti biasanya Ilham bersikeras menentang pelaksanaan
sumpah pemuda tersebut” tambah kakek kepada sarwo
“la kok bisa menentang kek, memang sebannya apa?” sahut
rohim penuh antusias mendengarkan cerita sang kakek
“Ilham menentang karena dia mendapat Ilham dari tuhannya,
bahwa pelaksanaan Sumpah Pemuda itu akan banyak menimbulkan madharat.” Kata kakek dengan tatapan
serius, “Ilham bermimpi bahwa sumpah pemuda akan membuat bangsa Indonesia
kepada kesengsaraan yang berkepanjangan, maka dari itu Ilham mengusulkan agar
sumpah pemuda tidak jadi dilaksanakan” tukas kakek kepada cucunya
“la trus kek, akhirnya gimana dengan perdebatan Ilham dan
pemuda-pemuda waktu itu?” tanya sarwo dengan keheranan
“Akhirnya dengan proses lobying dan votting yang alot, maka
Ilham menerima agar sumpah pemuda tetap dilaksankan tapi dengan syarat” jawab
kakek
“Syarat apa kek?” timpal sarwo
“Ilham mengajukan syarat teks adanya perubahan teks Sumpah
pemuda sebagai berikut :
SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH ROEAH JANG SATOE, TANAH MALL INDONESIA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH ROEAH JANG SATOE, TANAH MALL INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA PENGEMIS DAN INDIVIDUALIS INDONESIA
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA PENGEMIS DAN INDIVIDUALIS INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA ALAY, CACI MAKI INDONESIA”
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA ALAY, CACI MAKI INDONESIA”
Tutur kakek menjawab pertanyaan
sarwo
“Oh, jadi begitu ya kek” kata
sarwo dengan anggukan kepala
“yawes sudah jam 07:30, sudah
kamu mandi dan siap2 sekolah sana” tutur kakek ”selagi kamu mandi kakek tak
tidur lagi wo” tambah kakek.
Sekian
0 comments:
Post a Comment