Melihat
dan merasakan sendiri pendidikan dewasa
ini sangat amat melenceng dari substansi adanya pendidikan, ketika
pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah kebutuhan asasi manusia untuk
menjadi manusia sehingga pada akhirnya bisa berguna bagi manusia dan alam namun
telah ternodai dengan pemikiran-pemikiran pragmatis yang menjadikan pendidikan
hanya terpaku pada nilai kuantitas bukan kualitas. Masyarakat dan kita sendiri
sebagai subjek dan objek pendidikan hanya terpaku pada hal-hal yang pragmatis,
ketika kita hidup sebagai “akademisi” hanya memiliki main set masuk kuliah,
mengerjakan tugas, ada kuis dijawab, ikut UTS, ikut UAS dan pada akhirnya
mendapat nilai A. kemudian ketika dalam aktifitas sehari-hari dikelas para “akademisi”
hanya terjebak dalam buaian retorika semu dan gagasan yang menghiasi ruang
kelas, dan ketika masa untuk beretorika semu dan gagasan indah dalam ruang
kelas itu sudah habis (jam kuliah
selesai) maka seakan-akan burung yang keluar dari sangkar menjadi seorang yang
bebas dan melepaskan semua hal yang telah dikerjakan dalam beretorika semu dan
gagasan indah di kelas. Realita yang terjadi tersebut dapat disebut sebagai
pragmatism pendidikan.
Thursday, 16 May 2013
Thursday, 9 May 2013
0 Ruh, Raga, dan Nilai adanya Indonesia*
Negara Indonesia adalah negara
kepulauan di Asia
Tenggara yang memiliki 17.504 pulau Posisi Indonesia terletak pada
koordinat 6°LU - 11°08'LS dan dari 95°'BT - 141°45'BT serta terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia atau Oseania., Negara memeliki banyak
ragam suku dan bahasa, Negara Indonesia juga dikenal sebagai Negara kepulauan
dan Negara maritime.
Kata-kata indonesia
sebagai negara ‘’Gemah rih pahloh jinawe” adalah benar adanya,
banyak fakta yang bisa membuktikan bahwa negara indonesia adalah negara yang
kaya, dari segi geografis saja letak indonesia itu sangat strategis dengan
didampingi oleh dua permaisuri benua dan dua ksatria benua. Dari segi
keberagaman budaya dan suku Indonesia memiliki hal yang tak ada dibelahan dunia
manapun. Dari segi kekayaan alam, indonesia bagaikan surga dunia, segala macam
kekayaan mulai dari emas, batu bara, minyak, besi, nikel, eksotis alam, dll.
Dalam segi kekayaan, bahkan dalam sebuah syi’iran yang dilantukan oleh sunan
ampel yang liriknya sebagai berikut : Lir ilir, lir ilir tandure wus
sumiler tak ijo royo-royo yang ditafsirkan oleh cak nun dan kiyai kanjeng
seperti berikut, bahwa indonesia bagaikan negeri yang penuh akan kekayaan alam,
digambarkan dengan lir-ilir, lir-ilir tandure wus sumiler tak ijo royo-royo,
laksana surga itu pernah bocor dan meneteskan rahmat dan menjadi sebuah negeri
Indonesia.
Subscribe to:
Posts (Atom)